Dilan: dia adalah Dilanku tahun 1990
Penulis
: Pidi Baiq
Penerbit
: DAR ! Mizan
Terbit
: 2014
Tebal
: 332 hlm
ISBN
: 978 – 602 – 7870 – 41 – 3
Dilan: dia adalah Dilanku tahun 1991
Penulis
: Pidi Baiq
Penerbit
: Pastel Books (Mizan)
Terbit
: 2015
Tebal
: 344 hlm
ISBN
: 978 – 602 – 7870 – 99 – 4
“Dengar ya, Lia. Kamu harus tau, senakal-nakalnya gank anak
motor, mereka juga shalat pada waktu ujian praktek Agama.” – Dilan –
Kutipan tersebut diambil dari sebuah buku berjudul Dilan: dia adalah Dilanku tahun 1991. Buku
itu tak lain merupakan seri kedua, lanjutan buku berjudul Dilan: dia adalah Dilanku tahun 1990, karya Pidi Baiq.
Kedua buku ini bergenre novel remaja. Tentu saja, barangkali
segmentasi pasar buku ini menyasar anak-anak berusia remaja. Apalagi, latar
yang digunakan adalah masa-masa sekolah. Meski begitu, saya dan teman-teman
seusia saya yang sudah tak layak mendapat label remaja, masih saja menaruh
minat lumayan tinggi untuk membacanya.
Bagi saya – yang belum pernah membaca ulasan atau latar
berlakang Pidi Baiq dalam menulis buku ini – kehadiran Dilan cukup berhasil
menampilkan realita masa sekolah. Bahwa yang tersaji dalam kisah itu merupakan
representasi keseharian pelajar di hampir tiap sekolah, yang mungkin masih berlangsung
hingga saat ini.
Biar saya ceritakan sedikit tentang Dilan, yang saya rangkum
dari dua buku tersebut. Dilan adalah laki-laki yang pernah ada dalam hidup
Milea. Sebenarnya, dalam penulisan buku ini Milea adalah wanita dewasa yang
sudah berkeluarga. Pada buku ini, Milea dewasa yang mengaku baru saja makan
jeruk, membagi kisah masa lalunya bersama Dilan, semasa sekolah di salah satu
SMA di Bandung. Milea masuk di sekolah itu sebagai siswa baru. Kala itu, Milea
sudah punya pacar bernama Beni, orang yang ia kenal semasa di Jakarta, sebelum
pindah ke Bandung.
Kehadiran Dilan di mata Milea cukup misterius, sebab diawali
tingkah polah yang tak lazim. Paling awal, Dilan hadir sebagai peramal yang
ramalannya gagal. Lain kesempatan, Dilan memberikan surat yang diklaim dari
kepala sekolah, dengan isi: “Bismillahirrahmanirrahim. Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan
Penyayang. Dengan ini, dengan penuh perasaan, mengundang Milea Adnan untuk
sekolah pada: Hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, dan Sabtu.” Di
lain waktu, Dilan datang ke rumah Milea sebagai utusan penjaga kantin, bukan
untuk bertemu Milea, melainkan hanya memberikan sepucuk surat berisi menu
jajanan kantin, yang dititipkan ayah Milea. Dilan juga pernah mengirimkan surat
untuk Bu Ratna, tetangga Milea, agar Bu Ratna menyampaikan pesan kepada Milea
bahwa Dilan mencintai Milea.
Masih
banyak lagi kelakuan Dilan yang akhirnya membuat Milea penasaran, sehingga
mencari-cari informasi tentang pria misterius itu. Alhasil, Milea mengetahui
bahwa Dilan adalah siswa yang dikenal nakal di sekolah; adalah anggota gank
motor; adalah paling sering masuk ruang BP; tapi juga, adalah siswa pintar yang
selalu masuk deretan siswa terbaik di kelas; dan yang terpenting, adalah
menginginkan Milea, yang diungkapkannya sejak awal dengan kalimat: “Milea, kamu cantik, tapi aku belum
mencintaimu. Enggak tahu kalau sore. Tunggu saja.”
Seiring
berproses, akhirnya Milea diam-diam menaruh simpati pada Dilan – satu-satunya
pria yang memberi kado ulang tahun berupa buku teka-teki silang yang sudah
terisi penuh. Di tengah cerita, Milea putus dengan Beni.
Meski
sempat patah hati, namun hari-hari berikutnya, batin dan ingatan Milea selalu
terngiang-ngiang tentang Dilan. Mereka berdua akhirnya resmi pacaran, ditandai
dengan surat pernyataan berupa proklamasi yang ditandatangani di atas materai.
Prosesi penandatanganan itu dilaksanakan pada sebuah warung milik Bi Eem yang
berlokasi di belakang sekolah.
Pada
suatu ketika, Dilan harus menerima kenyataan dikeluarkan dari sekolah karena
terlibat pertengkaran dengan Anhar, teman satu sekolahnya, lantaran tak terima
atas perbuatan Anhar menampar Milea. Dilan juga dua kali berurusan dengan
polisi karena perkelahian dengan beberapa orang.
Singkat
cerita, hubungan antara Dilan dan Milea berakhir. Adalah Milea yang memutuskan
hubungan, meskipun sebenarnya wanita ini masih sangat mencintai Dilan, namun
harus mengambil keputusan itu agar Dilan tak lagi terlibat dengan gank motor.
Satu-satunya alasan Milea memilih putus adalah demi kebaikan Dilan, sambil
berharap suatu saat nanti mereka kembali berpacaran. Tapi harapan itu tidak
pernah terjadi. keduanya memilih jalan masing-masing.
Tertarik
membaca? Silakan cari dua buku ini di toko terdekat.
Komentar