Emha Ainun Nadjib |
Setelah aku renungi, frasa itu sepertinya tidak salah.
Bahkan aku berani mengklaim frasa tersebut sebagai kebenaran. Betapa tidak,
dari fenomena-fenomena yang ada di dunia ini aku melihat adanya hal yang begitu
unik. Misalnya, anjing yang diklaim oleh agamaku sebagai makhluk yang hina,
ternyata punya sisi lain yang bersifat positif.
Seekor anjing, mampu membantu seorang pelacur untuk
masuk Surga. Hanya karena pelacur itu memberi minum pada anjing yang sedang
dehidrasi. Begitu kata orang-orang dalam cerita klasik yang diwariskan
turun-temurun. Entah tercatat di Kitab Suci atau tidak, aku tak begitu
mengerti. Karena memang aku termasuk manusia yang kurang rajin membaca Kitab
Suci, apalagi memahami makna dari kalimat-kalimat yang tertulis di kitab
tersebut.
Meski aku jarang membaca atau menafsirkan arahan yang
tercantum di Kitab Suci, sedikit banyak aku paham beberapa cerita. Termasuk
soal fenomena Asqhabul Kahfi, dimana anjing memiliki peran untuk menjaga para
pemuda pilihan yang dikejar-kejar rezim negeri Syiria.
Kala itu, para pemuda bersembunyi di sebuah goa.
Orang-orang mengira goa ini merupakan sarang anjing lantaran terlihat dua kaki
anjing menjuntai di mulut goa. Oleh karenanya, tak ada yang menyangka bahwa
para pemuda ini disembunyikan di goa tersebut selama 300 tahun masehi. Fenomena
Asqhabul Kahfi ini sempat digubah menjadi teater berjudul Tafakur Anjing oleh
budayawan Emha Ainun Nadjib.
Lagi-lagi anjing, binatang yang notabene dianggap
penuh dengan najis, mampu berperan baik. Aku kembali menyimpulkan, Tuhan Maha
Asik. Disetiap jengkal kebusukan pada makhluk-Nya, Ia selalu menitipkan bilik
kemuliaan yang menyertai makhluk tersebut.
Dari dua fenomena itu, aku belajar memberi penilaian
bahwa segala sesuatu tidak bisa dikatakan mutlak hanya salah atau benar, hitam
atau putih. Ada warna-warna lain yang memberi corak pada setiap jengkal
kehidupan.
Seseorang melakukan pemerkosaan, memang dari satu
sudut pandang perbuatan yang dilakukan orang itu tidak bisa dikatakan benar.
Namun, ada sisi positif jika kita melihat sudut pandang yang berbeda. Bagi
orang atau pihak yang tidak terlibat dalam pemerkosaan, kasus seperti ini bisa
menjadi bahan pelajaran yang menunjukkan bahwa pemerkosaan itu tidak baik. Ada
nilai manfaat yang bisa diambil dari fenomena ini.
Yang paling Asik dari Tuhan ialah, Ia menciptakan
makhluk istimewa yang ditakdirkan mendapat segala macam kutukan oleh seluruh
umat manusia di muka bumi: Iblis. Lagi-lagi, aku tak mampu mengutip sumber dari
Kitab Suci lantaran aku tak begitu memahami isinya secara komprehensif.
Namun, menurut tafsir Emha Ainun Nadjib, budayawan yang sempat aku sebut-sebut di awal
tulisan ini, Iblis sejatinya adalah malaikat yang paling tangguh. Tingkat
keimanan iblis melebihi tingkat keimanan malaikat manapun.
Masih menurut Cak Nun – sapaan akrab Emha Ainun Nadjib
– Iblis hanya mau patuh dan bersembah kepada Tuhan. Ini yang menyebabkan Iblis
enggan melakukan sujud ketika diperintahkan sujud kepada Adam. Usut-punya usut,
Iblis sudah tahu jika anak turun Adam ini bakal menjadi makhluk yang hina,
hanya mampu mengumbar nafsu untuk menguasai makhluk-makhluk lain ciptaan-Nya.
Ya, Tuhan memang Maha Asik. Begitu banyak rahasia yang
tak mungkin habis terkuak jika membicarakan ke-AsikanNya. Namun, usaha menguak
rahasia ke-AsikanNya selalu saja menarik untuk dilakukan. Aku pun masih
tertarik menemukan sosok Tuhan yang Maha Asik ini. Konon, Tuhan itu sangat
dekat, bahkan lebih dekat dari urat leher manusia itu sendiri. Apa ini artinya
Tuhan ada di dalam Aku. Atau Tuhan adalah Aku? Kalau pertanyaanku salah, lalu
apa, atau dimana tempat yang lebih dekat ketimbang urat leher?
Komentar