Postingan

Renungan

Setiap bayang tidak selalu cerminan realitas. Ia hanya tafsir, yang bisa menampakkan beribu kemungkinan. Ia tidak mutlak benar, juga belum tentu selalu salah. Maka berdebat tentang bayang hanya memperpanjang usia kebodohan. Pada saat demikian, bijaksana perlu bekerja, mendudukkan setiap bayang dengan penuh cinta dan kerendah-hatian, hingga masing-masing ia saling memahami secara paripurna.

Joyoism (2)

Joyoism (1)

Perihal Kau

Terima Kasih, Untukmu

Isak dari Tepian Brantas

Mencoba Memahami Mukiyo

Aku Rindu Hafalan Itu

Sepucuk Pesan untuk Ama

Belum Puaskah Kau?

Orisinalitas Berpikir dan Kapitalisasi Pendidikan

Konglomerasi Media dan Kebebasan Keblinger