Hiruk pikuk dunia menjanjikan segalanya
Gemerlap fana membutakan mata
Gebyar pesta menulikan telinga
Kilaunya mematikan rasa
Dan kita semua saling berlomba
Sikut-menyikut renggut merenggut
Tega mengeremus daging saudara
Buntut-membuntut seperti kentut
Pernahkah kita bertanya
Ataukah sudah paham dan sengaja lupa
Bahwa ada yang lebih sejati pasca hilangnya nyawa
Yang mampu menjadi tumpuan bersandar
Tentang kehidupan dunia yang kita kejar
Ibarat tak lebih lama dari sekedar buang air besar
Lantas apa yang telah kita siapkan
Untuk bahan bakar aktivitas setelah mati nanti
Atau bahkan kita belum sempat memikirkan
Tentang apa yang akan kita habisi setelah mati
Bisakah kita bergeming ketika raga telah menjadi makanan anjing
Mampukah kita mengelak saat bangkai sudah masuk dalam tanah sepetak
Gemerlap fana membutakan mata
Gebyar pesta menulikan telinga
Kilaunya mematikan rasa
Dan kita semua saling berlomba
Sikut-menyikut renggut merenggut
Tega mengeremus daging saudara
Buntut-membuntut seperti kentut
Pernahkah kita bertanya
Ataukah sudah paham dan sengaja lupa
Bahwa ada yang lebih sejati pasca hilangnya nyawa
Yang mampu menjadi tumpuan bersandar
Tentang kehidupan dunia yang kita kejar
Ibarat tak lebih lama dari sekedar buang air besar
Lantas apa yang telah kita siapkan
Untuk bahan bakar aktivitas setelah mati nanti
Atau bahkan kita belum sempat memikirkan
Tentang apa yang akan kita habisi setelah mati
Bisakah kita bergeming ketika raga telah menjadi makanan anjing
Mampukah kita mengelak saat bangkai sudah masuk dalam tanah sepetak
Muhammad Choirul A.
Malang, 18 oktober 2013
Komentar