Semilir angin menyibak belahan rambut
Kutatap muram tepian Sungai Brantas
Berdiri kokoh beton menjulang tinggi
Tetesan air malu-malu mengalir, minder
Dari bawah jembatan kembar, tersingkap tepian sungai begitu renta
Rerumput dan bunga hanya berperan lipstik
Terbayang olehku, betapa tersiksa tepian sungai itu
Manusia-manusia berdasi hanya sibuk keluar-masuk
Berpasang-pasang
Mereka tampak sibuk
Wahai alam, pahamilah kesibukan kami
Tiada waktu bagi kami melirikmu
Kampus di seberang sana mendidikku membuat beton
Alim ulama mengajariku hanya patuh pada Tuhan
Para pemimpin gencar menyuarakan pembangunan
Ya, mungkin hanya ilmuan yang sedikit melirikmu
Tapi sadarlah, kau hanya sebagai objek penelitian
Tentu, saat penelitian usai mencapai titik orgasme, kau tinggal sampah
Malang, Januari 2015
Kutatap muram tepian Sungai Brantas
Berdiri kokoh beton menjulang tinggi
Tetesan air malu-malu mengalir, minder
Dari bawah jembatan kembar, tersingkap tepian sungai begitu renta
Rerumput dan bunga hanya berperan lipstik
Terbayang olehku, betapa tersiksa tepian sungai itu
Manusia-manusia berdasi hanya sibuk keluar-masuk
Berpasang-pasang
Mereka tampak sibuk
Wahai alam, pahamilah kesibukan kami
Tiada waktu bagi kami melirikmu
Kampus di seberang sana mendidikku membuat beton
Alim ulama mengajariku hanya patuh pada Tuhan
Para pemimpin gencar menyuarakan pembangunan
Ya, mungkin hanya ilmuan yang sedikit melirikmu
Tapi sadarlah, kau hanya sebagai objek penelitian
Tentu, saat penelitian usai mencapai titik orgasme, kau tinggal sampah
Malang, Januari 2015
Komentar